Pages

Minggu, 25 Desember 2011

Kesultanan Pontianak Berjaya Karena Belanda


Syarif Abdurrachman bertolak dari Mempawah dan mendarat di sebuah pulau di pertemuan Sungai Landak dan Sungai Kapuas pada tanggal 23 November 1771 dengan 16 kapal lengkap dengan awak kapal dan rakyat negeri Mempawah yang menjadi pengikutnya. Dan tercatatlah berdiri sebuah kesultanan terakhir di tanah Kalimantan, Kesultanan Pontianak.

23 November 1771 adalah tanggal dimana sekarang diperingati sebagai hari jadi kota Pontianak, Padahal menurut Jacob Ozingayang menafsirkan pendapat sejarawanSchrieke,  1 Ramadhan 1185 atau 7 Januari 1772 lah yang menjadi hari jadi Kota Pontianak, pendapat ini kemudian diperkuat oleh PJ Peth seorang  editor dari The Guide dan editor "Journal of Hindia Belanda."

Pontianak berjaya karena Belanda ? Mengapa demikian?

Pontianak pada awalnya adalah sebuah kesultanan kecil yang didirikan oleh Syarif Abdurrachman yang merupakan putra dari Syarif Hussein Bin Ahmed Alkadrie seorang ulama Islam dari Kerajaan Matan, dan juga penasehat raja Matan. Oleh karena perselisihan dengan raja Matan ia akhirnya berlayar ke Kerajaan Mempawah dan akhirnya menikah dengan salah seorang putri Raja Mempawah saat itu Opu Daeng Manambon yakni Nyai Tua dan menghasilkan keturunan lima orang anak, satu diantaranya adalah Syarif Abdurrahman Alkadrie.

Pontianak setelah didirikan mengalami hambatan di dalam bidang perdagangan, yakni kalah bersaing dengan Sukadana yang merupakan bandar perdagangan yang sangat besar kala itu sehingga dapat disejajarkan dengan bandar Banjarmasin. Inilah permulaan Kesultanan Pontianak menghamba kepada Belanda, Syarif Abdurrachman menerima bantuan Belanda dalam serangan terhadap Sukadana di tahun 1789, Sukadana berhasil dilumpuhkan dan Pontianak berhasil merebut fungsi Sukadana sebagai bandar Perdagangan, Pontianak mulai bertumbuh pesat.

Keraton Kesultanan Pontianak 
Belanda lagi-lagi membantu Pontianak pada penyerangan terhadap Mempawah yang merupakan asal muasal rakyat Pontianak, perang saudara ini didalangi belanda. Gusti Djamiril Panembahan Kusuma Jaya yang merupakan Raja Mempawah saat itu tak sudi bila Belanda membantu Pontianak menyerang negerinya ia akhirnya menyingkir ke Karangan. Pontianak kian berjaya setelah berhasil melumpuhkan Sukadana dan Mempawah.

Dua penguasaan kerajaan lain di bumi Kalimantan oleh Kesultanan Pontianak adalah didalangi oleh Belanda, dan Pontianak berhasil menjadi sebuah kesultanan yang berjaya dimasanya. Hingga akhirnya Sultan Syarif Abdurracman Alkadrie mangkat dan digantikan oleh Pangeran Ratu Syarif Osman Alkadrie yang sebenarnya belum dewasa saat Sultan Syarif Abdurrachman meninggal.

Pada pemerintahannya Syarif Kasim, Pontianak mengalami masa sulit, yakni mendapat masalah bajak laut, pemberontakan Sambas dan Cina. Sehingga lagi-lagi Kesultanan Pontianak meminta bala bantuan penjajah, yakni Inggris pada tahun 1814. Pemerintahan diambil alih oleh Inggris berdasarkan Traktat London. Kemudian utusan Belanda datang dan memaksa sultan Pontianak menandatangani perjanjian dan mengakibatkan dua daerah taklukannya yakni Tayan dan Matan jatuh ke tangan Belanda.
Pontianak akhirnya dikuasai Belanda dan raja akhirnya digaji oleh Belanda dan menjadi pegawai administrasi pemerintahan Belanda.

Kesultanan Pontianak dalam perjalanan berikutnya terus-terusan berada dibawah kendali Belanda yang pada awalnya membantu Pontianak menguasai daerah-daerah lain di sekitarnya. Pontianak Berjaya dan Jatuh selalu selalu karena Belanda.

Tidak ada komentar: